Sabtu, 05 Juli 2008

save sukolilo kars

KAJIAN POTENSI KARS KAWASAN SUKOLILO – PATI
JAWA TENGAH

Oleh
ET Paripurno, Petrasa Wacana, Dicky Messah, AB Rodialfallah, Rikky Raymond
1 Pusat Studi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta
2 Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta.

Sari
Wilayah perbukitan pada kawasan Kendeng Utara merupakan kawasan Kars.Geomorfolgi Kawasan Kars Sukolilo adalah Perbukitan Kars Struktural dengan morfologi permukaan (eksokars) berupa bukit kerucut yang menjajar (conical hills)
Pola aliran (sistem hidrologi) yang berkembang adalah pola pengaliran paralel yang dikontrol oleh struktur geologi yang ada dikawasan tersebut. Penjajaran mata air kars pada bagian Utara dan Selatan perbukitan kars Sukolilo, muncul pada ketinggian kisaran 5 -150 mdpl radius 1 – 2 km dari perbukitan kars Sukolilo. Mata air dan sistem sungai bawah tanah di Kawasan Kars Sukolilo bersifat parennial.
Kawasan Kars Sukolilo merupakan kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air kars di Pati dan Grobogan, sehingga Pemerintahan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan kars yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga risiko bencana kekeringan bagi 8000 kk dan 4000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari.
Kata kunci : Kars, mataair, eksokars, conical hill, risiko bencana.

1. Latar Belakang

Fenomena Kars Sukolilo (Kendeng Utara) tercermin melalui banyaknya bukit-bukit kapur kerucut, munculnya mata-mata air pada rekahan batuan, mengalirnya sungai-sungai bawah tanah dengan lorong gua sebagai koridornya. Sering ditemukan lahan yang sangat kering di permukaan saat musim kemarau pada bagian bagian bukit karena sungai-sungai yang mengalir di permukaan sangat jarang. Aliran air masuk kedalam rekahan batuan kapur atau batugamping (limestone) dan melarutkannya, sehingga di bagian bawah kawasan ini bayak ditemukan sumber-sumber mata air yang keluar melalui rekahan-rekahan batuan.
Berdasarkan peraturan pemerintah dalam ”Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1456 K/20/MEM/2000 tentang Pedoman pengelolaan Kawasan kars” menyebutkan bahwa pengkajian kars harus dilakukan dalam pengelolaan kawasan dilakukan. Selanjutnya, apabila dalam penetapannya sebuah kawasan kars memiliki kriteria sebagai kawasan Kars Kelas 1 (Pasal 12) maka perlindungan terhadap kawasan kars harus menjadi perhatian utama dalam menentukan keberlanjutan ekologi di dalamnya.
Sampai saat ini Kawasan Kars Kendeng Utara yang melingkupi Kabupaten Pati hingga Kabupaten Grobogan belum ditetapkan sebagai kawasan perlindungan kars. Status ini menjadikan kawasan ini berisiko untuk dikelola secara tidak tepat asas. Pengelolaan kawasan kars yang tidak berorientasi pada prinsip-prinsip pembangunan berekelanjutan akan memunculkan risiko bencana kekeringan. Berkenaan dengan hal tersebut maka informasi tentang keberadaan dan nilai kawasan kart tersebut perlu digali dan diinformasikan ke pelbagai pihak sehingga dapat dilakukan kebijakan dan praktek pembangunan yang baik di kawasan tersebut.


2. Fisiografi & Geomorfologi

Berdasarkan pengklasifikasian fisiografi Jawa (Bemmelen, 1949) tersebut maka Kawasan Kars Sukolilo Pati terletak pada pegunungan Kendeng (antiklinorium Bogor – Serayu Utara - Kendeng). Tepatnya pada Pegunungan Kendeng Utara yang merupakan lipatan perbukitan dengan sumbu membujur dari arah Barat – Timur dan sayap Lipatan berarah Utara – Selatan.
Morfologi Kawasan Kars Sukolilo Pati secara regional merupakan komplek perbukitan kars yang teletak pada struktur perbukitan lipatan. Setelah perlipatan mengalami proses pelarutan, pada bagian puncak perbukitan Kars di permukaan (eksokars) ditemukan morfologi bukit-bukit kerucut (conical hills), cekungan-cekungan hasil pelarutan (dolina), lembah-lembah aliran sungai yang membentuk mulut gua (Sinkhole), mata air dan telaga kars ditemukan pada bagian bawah tebing. Morfologi bawah permukaan (endokars) kawasan kars tersebut terbentuk morfologi sistem perguan dan sungai bawah tanah. Pada bagian Utara dan Selatan batas akhir batuan kapur / batugamping merupakan dataran.
Ketinggian tertinggi komplek perbukitan kars ini antara 300 - 530 mdpl. Bagian Selatan dari perbukitan tersebut terdapat tebing yang memanjang dari Barat – Selatan dengan kemiringan lereng tegak hingga atau curam. Bagian ini merupakan blok struktur patahan dari komplek Perbukitan Kars Sukolilo Pati yang terbentuk saat proses pengangkatan Pegunungan Kendeng Utara.

3. Geologi

Stratigrafi kawasan Kars Kendeng Utara masuk kedalam Formasi Bulu dengan batuan penyusun (litologi) batu gamping masif yang mengandung koral, alga dan perlapisan batugamping yang juga mengandung foram laut berupa koral, orbitoid dan alga. Sesekali diselangselingi oleh Batupasir Kuarsa bersifat karbonatan. Formasi Bulu penyusun kawasan Kars Grobogan ini terbentuk pada masa Meosen Tengah – Meosen Atas, terbentuk 25 juta tahun yang lalu berdasarkan skala waktu geologi.
Struktur geologi yang berkembang di Kawasan Kars Sukolilo adalah struktur sinklinal. Pada bagian Formasi Bulu yang menjadi kawasan kars merupakan bagian dari sinklin dengan arah sayap lipatan Utara – Selatan. Sumbu sinklin terdapat pada bagian puncak komplek perbukitan kars yang memanjang dari Beketel hingga wilayah Wirosari, perbatasan dengan Blora. Terdapat juga struktur patahan yang berarah relatif Timur Laut – Barat Daya. Kondisi struktur geologi demikian menyebabkan batugamping sebagai batuan dasar penyusun formasi Kars Sukolilo Pati memiliki banyak rekahan, baik yang beukuran minor maupun mayor. Rekahan-rekahan ini merupakan cikal bakal pembentukan dan perkembangan sistem perguaan di kawasan kars setelah mengalami proses pelarutan dalam ruang dan waktu geologi.

4. Speleologi

Mulut-mulut gua di kawasan ini tersingkap dengan 2 tipe. Yaitu tipe runtuhan dan pelarutan dari permukaan. Tipe runtuhan umumnya membentuk mulut gua vertikal, Contohnya Gua Kembang, Dusun. Wates, Gua Lowo Misik, Gua Kalisampang, Gua Tangis, Gua Telo, Gua Ngancar, dan Sumur Jolot Dusun Kancil, Desa Sumber Mulyo Pati. Tipe ini memiliki karakter banyak terdapat bongkahan batuan yang runtuh dari atap lorong, hal ini merupakan bukti bahwa sistem gua ini terbentuk pada jalur rekahan yang relatif lemah sehingga batuan dasarnya labil dan mudah lepas. Disamping itu juga akan di temukan lorong-lorong yang berkelok-kelok seperti retakan batuan. Bukti lain kalau kontrol struktur mempengaruhi pembentukan gua dapat dilihat pada penjajaran ornamen gua di atap-atap yang terbentuk dari hasil pengendapan karbonat hasil pelarutan.
Selain kontrol struktur yang dominan di Kawasan Kars Sukolilo Pati dalam pembentukan sistem perguaannya, proses pelarutan yang berasal dari air permukaan juga terdapat di kawasan ini. Dapat di jumpai di beberapa gua yang mulutnya terdapat di dasar-dasar lembah, Seperti pada Gua Urang, Dsn. Guwo, Kemadoh Batur, Grobogan Gua Bandung, Gua Serut, Gua Gondang dan Gua Banyu Desa Sukililo dan Gua Wareh Desa Kedungmulyo, Kecamatan Sukolilo serta Gua Pancur di Kecamatan Kayen. Pada musim hujan mulut-mulut gua tersebut merupakan jalur sungai periodik yang masuk kedalam gua dan juga sebagai sungai utama yang keluar dari dalam gua. Pada umumnya gua-gua horizontal di kawasan ini berkembang mengikuti pola perlapisan batuan dasarnya dengan kemiringan lapisan ke arah Utara sehingga akumulasi sungai-sungai permukaan akan terpusat pada daerah-daerah bawah yang keluar melalui mata air ataupun mulut-mulut gua.
Selama proses karstifikasi berlangsung, sistem hidrologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan sistem-sistem perguaan yang terakumulasi pada zona jenuhnya menjadi aliran bawah permukaan atau sungai bawah permukaan. Gua menjadi corridor sistem penghubung antara proses-proses eksokars di permukaan dan endokars dibawah permukaan. Corridors adalah suatu struktur fungsional pada bentanglahan, adanya corridors menjadi dasar untuk mencegah fragmentasi menjadi kepingan atau sebaliknya untuk meningkatkan penetrasi dari makhluk asing. Corridors adalah suatu fungsi struktur dalam satu bentuklahan. Corridors dapat terbentuk oleh topografi seperti adanya siklus hidrologi seperti lapisan sungai, oleh manusia seperti pada kasus pembukaan hutan.

5. Hidrogeologi Kars

Pola hidrogeologi Kawasan Kars Sukolilo Pati secara regional adalah pola aliran paralel dimana terdapat penjajaran mataair dan mengikuti struktur geologi yang ada. Pola aliran seperti ini merupakan cerminan bahwa pola aliran sungai di Kawasan Kars Sukolilo Pati dipengaruhi oleh struktur geologi yang berkembang. Sungai-sungai yang mengalir dibagi menjadi dua zona, yaitu zona aliran Utara dan zona aliran Selatan. Baik zona Utara maupun Selatan adalah sungai-sungai yang muncul dari rekahan batugamping kawasan tersebut atau Kars Spring dengan tipe mata air kars rekahan (fracture springs). Terbentuknya mataair rekahan tersebut akibat terjadinya patahan pada blok batugamping di kawasan ini saat proses pengangkatan dan perlipatan.
Zona ditemukannya penjajaran mata air tersebut merupakan batas zona jenuh air di Kawasan Kars Sukolilo Pati. Pada Zona Utara pemunculan mata air kars berada pada daerah-daerah berelief rendah hingga dataran dengan kisaran ketinggian 20 - 100 mdpl dan pada Zona Selatan muncul pada ketinggian antara 100 - 350 mdpl. Bukti lain bahwa proses karstifikasi kawasan ini masih berlanjut dan masih merupakan fungsi hidrologis adalah ditemukannya sungai-sungai bawah permukaan yang keluar sebagai aliran permukaan melalui corridor-corridor mulut gua yang ada pada daerah Sukolilo. Bukti ini dapat dilihat dari sungai bawah tanah yang terdapat di Gua Wareh, Gua Gua Gondang, Gua Banyu dan Gua Pancuran. Keempat gua tersebut merupakan sistem perguaan sekaligus sistem sungai bawah tanah yang masih aktif. Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa perbukitan Kawasan Kars Sukolilo Pati berfungsi sebagai kawasan resapan air (recharge area), kemudian air resapan tersebut terdistribusi keluar melalui mata air-mata air yang bermunculan di bagian permukiman dan di daerah-daerah dataran sekitar Kawasan Kars Pati.
Dalam Kawasan Kars Kendeng ini terdapat 33 sumber mata air yang mengelilingi Kawasan Kars Grobogan dan 79 sumber mata air yang mengelilingi Kawasan Kars Sukolilo Pati (Kendeng utara). Keseluruhan mata air tersebut bersifat parenial artiya terus mengalir dalam debit yang konstan meskipun pada musim kemarau. Berikut ini daftar mata air hasil survey di kawasan Kars Grobogan (Kendeng Utara). Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pemunculan air di sepanjang musim selalu berubah. Pada musim kemarau berdasarkan perhitungan dari 38 sumber air yang ada di kawasan Sukolilo mencapai lebih dari 1000 lt/dtk, dan mencukupi kebutuhan air lebih dari 7882 KK yang ada di Kecamatan Sukolilo. Perhitungan ini akan lebih meningkat drastis pada saat musim hujan.

7. Fungsi Kawasan

Kawasan Kars Sukolilo memiliki fungsi utama sebagai fungsi hidrologi, yang berguna bagi kelangsungan sistem ekosistem yang ada di kawasan kars. Banyaknya outlet-outlet mataair yang keluar menunjukkan bahwa Kawasan Kars Sukolilo merupakan kawasan kars aktif yang telah dan sedang mengalami proses karstifikasi. Keberadaan air yang melewati sungai-sungai bawah permukaan dan sumber-sumber air sangat memberikan peranan penting terhadap setiap aset-aset kehidupan dan penghidupan yang ada di kawasan kars baik oleh biota-biota yang ada di dalam gua, flora dan fauna yang ada di purmukaan dan manusia sebagai komponen utama yang berperan penting dalam suatu ekosistem. Perbukitan batugamping kawasan ini memiliki sifat-sifat kawasan karst.
Ciri-ciri penting bentukan bukit dan lembah yang khas akibat proses-proses pelarutan, terdapat gua-gua, aliran sungai bawah permukaan, dan mataair. Air hujan yang jatuh di perbukitan, akan meresap ke dalam tanah, masuk ke rekahan-rekahan dan pori-pori batugamping menjadi aliran konduit. Selanjutnya, air mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui rekahan-rekahan dan kemiringan lapisan batuan yang membentuk lorong-lorong gua, menjadi aliran sungai bawah permukaan. Hingga akhirnya, air akan muncul lagi ke permukaan tanah di tempat yang lebih rendah menjadi mataair
Fisik dan struktur geologi perbukitan ini, dengan sempurna telah menyimpan dan memelihara air, dalam jumlah dan masa tinggal yang ideal. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan air bagi warga setempat di musim kemarau sampai datangnya musim hujan berikutnya. “Kemampuan bukit karst dan mintakat epikarst pada umumnya telah mampu menyimpan tiga hingga empat bulan setelah berakhirnya musim penghujan, sehingga sebagian besar sungai bawah tanah dan mataair mengalir sepanjang tahun dengan kualitas air yang baik.”(Haryono. 2001).
Mata air epikarst, menurut studi Linhua (1996), dikenal mempunyai kelebihan dalam hal:
1. Kualitas air. Air yang keluar dari mataair epikarst sangat jernih karena sedimen yang ada sudah terperangkap dalam material isian atau rekahan.
2. Debit yang stabil. Mataair yang keluar dari mintakat epikarst dapat mengalir setelah 2-3 bulan setelah musim hujan dengan debit relatif stabil.
3. Mudah untuk dikelola. Mataair epikarst umumnya muncul di kaki-kaki perbukitan, sehingga dapat langsung ditampung tanpa harus memompa
Kawasan karst ini menjadi sebuah tandon air alam raksasa bagi semua mataair yang terletak di kedua kabupaten tersebut. Akifer yang unik menyebabkan sumberdaya air di kawasan karst terdapat sebagai sungai bawah permukaan, mataair, danau dolin/telaga, dan muara sungai bawah tanah (resurgence). Kawasan karst disinyalir merupakan akifer yang berfungsi sebagai tandon terbesar keempat setalah dataran aluvial, volkan, dan pantai.
Selain potensi sumber daya air, sebagian gua di kawasan karst Kendeng Utara Pati merupakan tempat tinggal bagi komunitas kelelawar. Kelelawar sangat berperan dalam mengendalikan populasi serangga yang menjadi hama dan vektor penyebaran penyakit menular.

8. Pemanfaatan Sumberdaya Air

Sumberdaya air di kawasan kars merupakan aset berharga bagi masyarkat sekitar kawasan kars. Hampir seluruh masyarakat di kawasan Kars Kendeng Utara meliputi; kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo Kabupaten Pati memanfaatkan sumber-sumber air yang berasal dari kawasan Kars Sukolilo, karena 90% suplai air berasal dari Kawasan Kars Kendeng Utara. Hampir setiap dusun yang berada Desa Sukolilo (19 mataair), Desa Gadudero (3 mataair), Desa Tompe Gunung (21 mataair), Desa Kayen (4 mataair), Desa Kudumulyo (1 mataair), Desa Mlawat (1 mataair), Desa Baleadi (3 mataair), Desa Sumbersuko (24 mataair) yang ada di Kecamatan Sukolilo memiliki sumber-sumber mataair yang memiliki debit aliran bervariasi dari 1 liter/detik hingga 178,90 liter/detik. Sumber air yang terbesar di kecamatan Sukolilo adalah Sumber lawang yang terletak di Dusun Tengahan, Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo dengan debit aliran di musim kemarau 178,90 liter/detik. Sumber ini mampu memenuhi kebutuhan air lebih dari 2000 KK di Kecamatan Sukolilo, karena sumber ini merupakan sumber utama yang aliran permukaannya bergabung dengan beberapa sumber air yang ada di sekitarnya sehingga menjadi sungai permukaan yang memiliki aliran terbesar dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti ; mencuci, MCK, ternak, kebutuhan dasar sehari-hari dan sebagai saluran irigasi untuk lebih dari 4000 hektar areal persawahan di Desa Sukolilo. Selain itu juga Sumber Lawang juga telah dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik mikrohidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di Dusun Tengahan.
Dari beberapa mataair yang ada di Kecamatan Sukolilo, debit aliran terkecil yaitu 0,06 liter/detik, yaitu Sumber Ngowak di Dusun Tompe Gunung, Desa Tompe Gunung, Kecamatan Sukolilo. Debit ini belum termasuk dengan aliran pipa yang sudah dimanfaatkan pada sumber ini. Dari sumber ini mampu memenuhi kebutuhan air bagi 40 KK yang ada di sekitar Dusun Tompe Gunung. Setiap sumber air yang ada di Kawasan Kars Sukolilo mampu memenuhi rata-rata kebutuhan air masyarakat lebih dari 200 KK di setiap dusun atau desa Pemanfaatan air per hari untuk 1 orang sekitar 15-20 liter, dapat dihitung jika 1 KK memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari bisa mencapai 100 liter. Hal ini dapat menunjukkan bahwa sumberdaya air yang ada di kawasan Kars Sukolilo melebihi kapasitas kebutuhan air masyarakat, dan yang lainnya juga dimanfaatkan sebagian besar untuk lahan-lahan pertanian dan peternakan.

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dapat ditarik kesimpulan :
1. Wilayah perbukitan pada kawasan Kendeng Utara merupakan kawasan Kars.Geomorfolgi Kawasan Kars Sukolilo adalah Perbukitan Kars Struktural dengan morfologi permukaan (eksokars) berupa bukit kerucut yang menjajar (conical hills), Tebing patahan yang memanjang, Lembah-lembah hasil pelarutan (dolina) dan mataair kars (kars spring). Morfologi bawah permukaan (endokars) ditemukan sistem perguaan struktural dan sungai bawah tanah yang berkembang mengikuti pola rekahan
2. Pola aliran (sistem hidrologi) yang berkembang adalah pola pengaliran paralel yang dikontrol oleh struktur geologi yang ada dikawasan tersebut. Penjajaran mata air kars pada bagian Utara dan Selatan perbukitan kars Sukolilo, muncul pada ketinggian kisaran 5 -150 mdpl radius 1 – 2 km dari perbukitan kars Sukolilo. Mata air dan sistem sungai bawah tanah di Kawasan Kars Sukolilo bersifat parennial (mengalir sepanjang musim). Fungsi hidrologi di kawasan ini merupakan pengontrol utama sistem ekologi yang meliputi hubungan antara-komponen-komponen abiotik (tanah, batuan, sungai, air, dll), biotik (biota-biota gua serta flora dan fauna yang ada di kawasan kars), dan culture (lingkungan sosial, masyarakat, kebudayaan, dan adat istiadat) yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya membentuk suatu ekosistem dimana kars sebagai kontrol utamanya.
3. Perbukitan Kawasan Kars Sukolilo berfungsi sebagai daerah resapan dan penyimpan air untuk mataair–mata air yang mengalir di pemukiman, baik dibagian Utara maupun bagian Selatan Kawasan ini. Komplek perguaan kawasan Kars Grobogan memiliki potensi sumber daya air untuk kebutuhan dasar 8.000 rumah tangga serta 4.000 ha lahan pertaniaan sebagai sumber penghidupan mereka. Pola permukiman di kawasan tersebut semuanya mendekati pemunculan mata air-mata air, terutama pada bagian-bagian atas.
4. Berdasarkan hasil kajian dari fakta-fakta lapangan mengenai potensi dan kerberlangsungan fungsi utama kawasan kars grobogan, maka Kawasan Kars Pati – Kawasan Kars Grobogan masuk dalam klasifikasi Kawasan Kars Kelas 1 menurut Kepmen ESDM NO. 1456/K/20/MEM/2000 pasal 12.

10. Rekomendasi
1. Kawasan Kars Sukolilo merupakan kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air kars di Pati dan Grobogan, sehingga Pemerintahan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan kars yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga risiko bencana kekeringan bagi 8000 kk dan 4000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari.
2. Perlu dilakukan eksplorasi bawah pemukaan untuk memetakan sistem-sistem perguaan dan sisten-sistem sungai bawah permukaan di Kawasan Kars Sukolilo seperti yang sudah dilakukan di Kawasan Kars Grobogan untuk menemukan hubungan sistem-sistem utama Kawasan Kars Kendeng Utara.


Referensi
Anonim, 2008, Laporan Pengkajian Partisipatif Dinamika Masyarakat Pengguna Air Kars, Kars Kendeng Utara, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta
Anonim, 2008, Laporan Hidrologi Kars dan Pemanfaatan Sumberdaya Air Kawasan Sukolilo, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta. Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng dan Paguyuban Kadang Sikep.
Anonim, 2008, Laporan Ekspedisi Kars Sukolilo: Pemetaan gua dansistem hidrologi bawah permukaan, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta.
Anonim, 2007, Laporan Survey Speleologi, Hidrologi Kars dan Pemanfaatan Sumberdaya Air Kecamatan tawangharjo dan Kecamatan Wirosari, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta dan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta.
Anonim, 2006, Laporan Ekspedisi Grobogan: Pemetaan gua dan sistem hidrologi bawah permukaan, Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta & Masyarakat Peduli Kars Grobogan.
Anonim, Peta RBI lembar Tambakromo dan Sukolilo
Anonim, Citra Satelit Jawa tengah
Haryono, 2001, Nilai Hidrologis Bukit Kars, Makalah dalam Seminar Nasional Eko Hidrolik, Teknik Sipil Universitas Gadjahmada
Anonim, 2000, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1456 K/20/MEM/2000 tentang Pedoman pengelolaan Kawasan kars”

Senin, 14 April 2008

dari www.sekitarkita.com

HUTANKU MENYEKA PANTATMU

Rahadian Permadi*

Ketika sedang "nongkrong" atau duduk di atas toilet hotel, biasaya
kita melihat sebuah gulungan kertas yang menggantung ditembok.
Gulungan kertas itu lazim disebut kertas toilet yang digunakan untuk
membersihkan diri sehabis buang air. Singkatnya kertas tersebut
digunakan untuk mengatasi perkara toilet.

Bagi masyarakat Indonesia mungkin kertas toilet bukan hal yang
penting karena kebiasaan toilet di Indonesia tak menggunakan kertas
toilet. Masyarakat Indonesia biasa menggunakan air untuk membasuh
atau membersihkan diri sehabis buang air. Perkara membersihkan diri
dengan air atau lazim disebut "cebok" masih saja dilakukan sekalipun
bagi mereka yang masih menggunakan jamban atau toilet yang berada di
pinggir kolam atau empang. Namun bagi masyarakat di belahan bumi
lainnya, kebiasaan membasuh dengan air tidak dilakukan, sebagai
gantinya mereka menyekanya dengan kertas toilet.

Sekilas, kertas toilet kelihatan seperti perkara sepele saja. Toh itu
hanya kertas yang digunakan untuk membersihkan diri atau cebok.
Sesungguhnya kertas toilet memiliki sejarah yang cukup panjang.
Menurut catatan Bulk Wolf (Sejarah Kertas Toilet) yang terdapat dalam
ABCNews, sekitar abad ke-14 Kaisar China meminta kertas toilet
berukuran dua kali tiga kaki. Pada tahun 1596 Sir John Harington,
menemukan toilet yang dapat mengeluarkan air (flushing). Hal ini lalu
memberikan inspirasi bagi perkembangan berikutnya. Joseph C. Gayetty,
seorang pengusaha, yang membuat kertas toilet yang
disebut "therapeutic paper" (kertas terapi). Kertas toilet dalam
bentuk gulungan baru muncul menjelang akhir abad ke-19 yang
dipromosikan oleh Scott Paper—perusahaan ini pada akhirnya bergabung
dengan salah satu perusahaan kertas toilet raksasa Kimberly-Clark.

Jika dilihat dari sejarahnya yang panjang, mungkin kertas toilet tak
lagi dipandang sebagai barang sepele. Namun barangkali masih ada yang
menganggap kertas toilet sebagai barang sepele tapi tidak oleh
militer Amerika. Ketika Perang Teluk berkecamuk, tentara Amerika
menggunakan kertas toilet untuk menyamarkan tank-tanknya!

Di negara-negara maju semisal Amerika, negara-negara di kawasan
Eropa, dan Australia pemakaian kertas toilet cukup besar. Besarnya
jumlah pemakaian kertas toilet ini tak lepas dari kebiasaan toilet
yang ada di negara-negara tersebut. Oleh karena kebiasaan ini maka ia
harus senantiasa tersedia dan karenanya harus selalu masuk dalam
daftar belanja. Bahkan kertas toilet menjadi pilihan kedua terbanyak
setelah makanan jika orang ditanya apa yang paling dibutuhkan
seandainya terdampar di sebuah pulau (www.toiletpaperwolrd.com). Hal
ini membuat kertas toilet merupakan barang yang cukup konsumtif.
Masih dari sumber yang sama, menurut survey yang dilakukan Charmin
(sebuah anak cabang dari perusahaan Procter & Gamble di Amerika),
rata-rata pemakaian kertas toilet kurang lebih 8 lembar sekali pakai
atau 57 lembar perharinya dan 20.805 lembar pertahunnya. Dengan angka-
angka ini dapat dibayangkan jika di sebuah kota berpenduduk 20 juta,
maka pemakaian kertas toilet pertahunnya kurang lebih mencapai 416
milyar lembar! Selain menunjukkan jumlah pemakaian yang besar, angka
ini juga menunjukkan bahwa dibalik perkara cebok terdapat ladang
bisnis yang menggiurkan. Lihat saja dalam skala kecil, bisnis toilet
di Indonesia yang tak pernah sepi. Apalagi jika dalam skala besar,
semakin banyak dolar yang dapat diraup dari bisnis toilet ini.
Kimberly-Clark meraup sekitar 4,46 juta dolar pada tahun 1999 dengan
penjualan sebanyak 16.9 milyar lembar kertas toilet dari 1 gulung
kertas toilet yang berisi 280 lembar (www.toiletpaperworld.com).

Besarnya jumlah konsumsi kertas toilet mengakibatkan naiknya jumlah
produksi kertas toilet. Hal ini tentu saja berimbas pada penyediaan
kayu sebagai bahan dasar pembuat kertas. Jika seandainya pemakaian
hutan di negara produsen dan konsumen kertas sudah mencapai titik
maksimum maka hal ini dapat mengganggu proses produksi kertas.
Selanjutnya kebutuhan pasar kertas tak medapatkan pasokan. Mungkin
sebagian besar pengguna kertas toilet akan kebingunan jika kertas
toilet tak mudah lagi didapatkan. Dalam situasi ini, jalan keluar
yang diambil adalah mengimpor bubuk kertas dari negara lain. Jalan
keluar semacam ini mengorbankan hutan-hutan di negara-negara dunia
ketiga—banyak perusahaan kertas berlokasi di negara-negara maju.

Saat ini, sekitar 80% pasokan pulp dan kertas dunia berasal dari
negara-negara Norscan, yang telah mencapai titik maksimum penggunaan
hutan mereka. Padahal, pada saat yang bersamaan, kebutuhan dunia
meningkat sekitar 3% setiap tahunnya. Harapan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut jatuh pada negara-negara yang masih memiliki
hutan, seperti Indonesia, Brasil, Cile, Afrika Tengah, dan Rusia.
Karena itu, di kawasan Asia, Indonesia memegang peranan penting dalam
memasok kebutuhan pulp dan kertas dunia.
http://www.aikon.or.id/minggukertas/faq.asp

Negara-negara yang masih memiliki hutan—umumnya negara dunia ketiga—
mungkin melihat persoalan ekspor kertas sebagai peluang untuk
mengangkat perekonomian negara. Beranjak dari pandangan tersebut,
dibuatlah perjanjian bisnis antara negara pemilik hutan dan
perusahaan kertas. Setelah perjanjian bisnis selesai ditandatangani,
maka berdatangan orang-orang dengan segala mesin-mesin canggihnya
untuk menebangi pohon-pohon. Tak dapat disangkal lagi, proses
penebangan hutan untuk produksi kertas mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Lihat saja kasus Indorayon—sebuah perusahaan bubuk kertas
di Sumetara Utara—yang proses produksinya kemudian membuat volume air
Danau Toba berkurang. Mudah diprediksi bahwa kasus-kasus serupa juga
terjadi di negara-negara lainnya jika melihat ulah para perusahaan
penghasil bubur kayu.

Jika demikian buruk dampak pemakaian kertas terhadap lingkungan,
apakah ada alternatif pengganti kertas, termasuk kertas toilet?
Apakah lebih baik para pengguna kertas toilet dianjurkan untuk
mengganti kebiasaannya, misalnya membasuh dengan air? Agak sulit
untuk mencari pengganti kertas dan juga sulit merubah kebiasaan yang
telah berlangsung berabad-abad. Jawaban lainnya mungkin adalah
penggunaan kertas daur ulang sebagai kertas toilet. Jika dilihat dari
banyaknya sampah yang dihasilkan dari pemakaian kertas, maka produk
daur ulang seperti obat mujarab untuk mengatasi persoalan pemakaian
kertas. Sekarang ini banyak kertas toilet yang merupakan produk daur
ulang. Dengan adanya produk daur ulang ini maka para konsumen kertas
dianjurkan untuk memilah sampah di kantor atau di rumah masing-masing.
Keprihatinan akan pemakaian kertas yang begitu besar dan dampaknya
terhadap kelestarian hutan beserta habitatnya, harus mengendap dalam
kesadaran para pengguna kertas toilet. Mereka harus pandai memilih
produk kertas toilet yang dihasilkan dari proses daur ulang.
Persoalannya yang muncul dari daur ulang adalah kualitas. Kualitas
kertas toilet daur ulang mungkin tak sehalus kertas toilet yang tidak
didaur ulang. Barangkali mereka yang sudah terbiasa menggunakan
kertas toilet yang tidak didaur ulang akan kecewa jika menggunakan
kertas toilet daur ulang. Mereka takut bahwa kertas toilet daur ulang
tak cukup lembut di pantat. Tapi kekecewaan itu tak seberapa
dibandingkan dengan lingkungan yang hancur dan eksistensi masyarakat
yang bergantung hidupnya pada hutan menjadi terancam. Agak ironis,
disatu sisi hanya persoalan pantat dan disisi lain persoalan
eksistensi yang terancam. Mengenai hal ini seorang teman di Melbourne
bercerita tentang seorang dari dunia ketiga yang bertanya pada
pengguna kertas toilet, "Apa yang anda lakukan dengan kebiasaan
toilet anda jika kami tak menebang pohon-pohon kami?" Pertanyaan ini
bukan mengejek para pengguna kertas toilet namun mengajak untuk
berpikir kembali bahwa apa yang biasa digunakan untuk membersihkan
pantat diambil dari hutan-hutan di negara lain, yang merupakan bagian
dari hidup mereka.

Bisa saja orang bersikap masa bodoh dengan tidak memikirkan tentang
kaitan antara kertas toilet dan lingkungan. Ketika perut mules,
tinggal kebelakang dan buang hajat, lalu bersihkan dengan kertas
toilet.Tak peduli berapa banyak yang terpakai, pokoknya pantat
kembali bersih. Ini yang paling penting. Ini memang pilihan apakah
orang perlu sadar atau tidak akan kaitan antara kertas toilet dan
lingkungan. Namun jika sikap tak peduli yang dipilih, maka orang-
orang yang hidupnya bergantung pada hutan harus meringis melihat
hutan mereka yang hijau berakhir di pantat orang yang bebal.

* Rahadian Permadi, aktivis kemanusiaan

Kamis, 21 Februari 2008

Ronggowarsito

JONGKO JOYO BOYO


Iki sing dadi tandane zaman kolobendu
Ini yang menjadi tanda zaman kehancuran





1. Lindu ping pitu sedino
Gempa bumi 7 x sehari
2. Lemah bengkah
Tanah pecah merekah
3. Manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara
Manusia berguguran, banyak yang ditimpa sakit
4. Pagebluk rupo-rupo
Bencana bermacam-macam
5. Mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati
Hanya sedikit yang sembuh kebanyakan meninggal


Zaman kalabendu iku wiwit yen, Zaman ini ditandai dengan :

1. Wis ana kreto mlaku tampo jaran
Sudah ada kereta yang berjalan tanpa kuda
2. Tanah jawa kalungan wesi
Tanah Jawa dikelilingi besi (mungkin maksudnya Rel kereta kali
ya : Red)
3. Prau mlaku ing nduwur awang-awang
Perahu berjalan di atas awan melayang layang
4. Kali ilang kedunge
Sungai kehilangan danaunya
5. Pasar ilang kumandange
Pasar kehilangan keramaianya
6. Wong nemoni wolak-walik ing zaman
Manusia menemukan jaman yang terbolak-balik
7. Jaran doyan sambel
Kuda doyan makan sambal
8. Wong wadon menganggo lanang
Orang perempuan mempergunakan busana laki-laki

Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya,
nanging zaman iku sabenere zaman ajur lan bubrahing donya. Zaman
kalabendu itu seperti jaman yang menyenangkan, jaman kenikmatan
dunia, tetapi jaman itu sebenarnya jaman kehancuran dan berantakannya
dunia

1. Mulane akeh bapak lali anak
Oleh sebab itu banyak bapak lupa sama anaknya
2. Akeh anak wani ngalawan ibu lan nantang bapak
Banyak anak yang berani melawan ibu dan menantang bapaknya
3. Sedulur pada cidro cinidro
Sesama saudara saling berkelahi
4. Wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang kaprawirane
Perempuan kehilangan rasa malunya, Laki-laki kehilangan rasa
kejantanannya
5. Akeh wong lanang ora duwe bojo
Banyak Laki laki tidak punya istri
6. Akeh wong wadon ora setia karo bojone
Banyak perempuan yang tidak setia pada suaminya
7. Akeh ibu pada ngedol anake
Banyak ibu yang menjual anaknya
8. Akeh wong wadon ngedol awakke
Banyak perempuan yang menjual dirinya
9. Akeh wong ijol bojo
Banyak orang yang tukar menukar pasangan
10. Akeh udan salah mongso
Sering terjadi hujan salah musim
11. Akeh prawan tuwo
Banyak Perawan Tua
12. Akeh rondo ngalairake anak
Banyak janda yang melahirkan anak
13. Akeh jabang bayi nggoleki bapake
Banyak bayi yang lahir tanpa bapak
14. Wong wodan ngalamar wong lanang
Perempuan melamar laki-laki
15. Wong lanang ngasorake, drajate dewe
Laki-laki merendahkan derajatnya sendiri
16. Akeh bocah kowar
Banyak anak lahir di luar nikah
17. Rondo murah regane
Janda murah harganya
18. Rondo ajine mung sak sen loro
Janda nilainya hanya satu sen untuk dua
19. Prawan rong sen loro
Perawan nilainya dua sen untuk dua
20. Dudo pincang payu sangang wong
Duda berharga 9 orang

Zamane zaman edan
Zamannya Zaman Gila/Sinting

1. Wong wadon nunggang jaran
Perempuan menunggang Kuda
2. Wong lanang lungguh plengki
Laki-laki berpangku tangan
3. Wong bener tenger-tenger
Orang yang benar cuma bisa bengong
4. Wong salah bungah-bungah
Orang yang melakukan kesalahan berpesta pora
5. Wong apik ditapik-tampik
Orang Baik di singkirkan
6. Wong bejat munggah pangkat
Orang Yang kelakuannya bejat malah naik pangkat
7. Akeh ndandhang diunekake kuntul
Banyak komentar yang tidak ada isinya
8. Wong salah dianggap bener
Orang salah diangap benar
9. Wong lugu kebelenggu
Orang lugu dibelenggu
10. Wong mulyo dikunjara
Orang mulia dipenjara
11. Sing culika mulya, sing jujur kojur
Yang salah mulia, yang jujur hancur
12. Para laku dagang akeh sing keplanggrang
Pedagang banyak yang menyeleweng
13. Wong main akeh sing ndadi
Orang berjudi semakin menjadi
14. Linak lijo linggo lica, lali anak lali bojo, lali tangga lali
konco
Lupa anak dan pasangan, lupa tetangga dan teman
15. Duwit lan kringet mug dadi wolak-walik kertu
Uang dan keringat hanya untuk berjudi
16. Kertu gede dibukake, ngguyu pating cekakak
Kartu besar dibuka, tertawa terbahak-bahak
17. Ning mulih main kantonge kempes
Tapi waktu pulang main kantongnya kosong
18. Krugu bojo lan anak nangis ora di rewes
Denger anak istri nangis tidak digubris

Abote koyo ngopo sa bisa-bisane aja nganti wong kelut,keliring zaman
kalabendu iku.
Berat seperti apapun jangan sampai kalut == (lebih tepatnya)
Seberat apapun jangan sampai ikut larut dalam warna-warni zaman
kalabendu.

Amargo zaman iku bakal sirno lan gantine joiku zaman ratu adil, zaman
kamulyan. Mula sing tatag, sing tabah, sing kukuh, jo kepranan ombyak
ing zaman Entenana zamanne kamulyan zamaning ratu adil Sebab jaman
itu bakal sirna dan diganti dengan jaman Ratu adil, jaman kemuliaan,
karena itu yang tegar, yang tabah, yang kokoh, Jangan melakukan hal
bodoh. Tunggulah jaman kemuliaan jamannya Ratu adil.

Jumat, 15 Februari 2008

Teh atau ocha !
Beberapa hari ini hujan terus – menerus, isi berita di TV pun penuh dengan berita daerah – daerah yang banjir. Sambil ditemani secangkir teh panas…… aku dan beberapa ‘konco’ mulai asyik ngobrol soal kebiasaan minum teh, ada yang suka teh hijau, ada yang teh poci, namun ada juga yang suka teh pahit (teh tanpa gula). klo aku sih paling suka “teh bikinan” (maksudnya teh yang di bikinkan teman…..kan gak susah – susah lagi..he..eh).Kayaknya asyik juga klo ada rutinitas seperti ini, ada teh panas yang bikin hangat, dan bikin obrolan jadi asyik.
Karena beberapa hari ini sudah larut dalam aktivitas minum teh bersama, makanya iseng – iseng aku coba membaca beberapa referensi tentang bagaimana upacara teh dilakukan (karena upacara minum teh lebih khusus dilakukan oleh masyarakat Jepang, maka referensinya pun dari beberapa situs mengenai upacara minum teh di Jepang)
Tahun Keterangan
Abad XVI
a. Bangsa Eropa kenal teh
b. Teh diperdagangkan di Belanda (1610) teh dari Tiongkok dan Jepang
Akhir Abad XVII
a. Orang Inggris suka minum teh (harga penjualan mencapai 20 x harga pembelian)
Kalau di Indonesia, teh merupakan minuman suguhan dalam setiap acara baik formal atau non formal. Paling enak di suguhkan pada saat cuaca dingin, tapi baik juga di suguhkan pada saat santai. Ada teh poci,teh hijau, teh celup, teh melati dan masih banyak penyebutan teh lainnya sesuai dengan warna, cara pengolahan atau pun penyajian.
Klo di Jepang budaya minum teh dilakukan dengan ritual khusus yang di sebut sado atau chado yang artinya jalan teh. Ini merupakan ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh bagi tamunya. Ritual ini dilakukan oleh tuan rumah dalam situasi yang sangat menyenangkan bagi tamunya dan merupakan penghormatan bagi tamu yang di undang.
Upacara minum teh bagi orang jepang merupakan cerminan kepribadian dan pengetahuan si tuan rumah dalam tujuan hidup, cara berpikir, agama dan berbagai pengetahuan seni umum. Biasanya teh (ocha) yang di gunakan adalah teh hijau yang di giling halus. Ada yang di sebut matchado (teh hijau jebis matcha) atau senchado (teh hijau jenis sencha)
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan. Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.
Sejarah teh di Indonesia
Teh di perkenalkan pertama kali di Indonesia oleh Andreas Cleyer pada tahun 1686 di perkebunan Batavia. Pada tahun 1728 pengolahan teh sudah didukung oleh pemerintah. Nah mulai tahun 1826 sampai dengan tahun 1828, mulai terjadi penanaman dan ekspor teh dalam skala besar. Dimulai dari percabaaan yang berhasil di kebun Botani Bogor, tanaman teh mengalami masa keemasan-nya dengan keuntungan Pemerintah Belanda yang mencapai 967 juta gulden, dimana terdapat 4.500 bau (sekitar 3.193 hektar) kebun teh di pulau Jawa. Sistem perkebunan teh ini di mulai oleh J.L.L.L. Jacobson.
Sumber:
"http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_teh_di_Indonesia
"http://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_minum_teh

Selasa, 12 Februari 2008

Gua di bibir tebing


Perjalanan kami mulai menunjukkan akhir, setelah berkendera motor hampir 1 jam, kami telah melewati sebuah sumber air yang bernama Kali Sureng. Sumber air ini berasal dari sebuah cerukan dalam tanah seperti gua, yang menurut penduduk sekitar, mulut gua tersebut memang sengaja di tutup dari jaman kakek buyut mereka tanpa alasan yang jelas. Namun sumber ini tidak pernah kering walaupun memasuki puncak musim kemarau.

Namun itu bukan tujuan akhir dari perjalanan kami. Hari ini kami berniat untuk mencoba menelusuri sebuah gua yang berada di bibir tebing laut, gua ini dinamai penduduk Gua Nguluran karena berada di bawah tebing yang bernama Nguluran. Di ujung jalan telah terhampar sebuah pantai kecil yang berpasir putih, dugaan kami pantai ini hanya di kunjungi oleh masyarakat sekitar karena letaknya yang jauh dan terpencil.
“dari sini kita masih harus berjalan kaki kurang lebih 45 menit melewati bukit untuk sampai ke lokasi gua“ kata pak Yanto, penduduk lokal yang telah bersedia mengantar kami.
Tanpa membuang waktu kami mulai menapaki jalan menanjak di depan kami. Kali ini kami ditemani salah seorang penduduk lagi. Beliau merupakan orang yang pernah memasuki gua tersebut untuk mencari sarang burung walet. Dari beliau pulalah kami mendapat sedikit gambaran bagaimana kondisi gua tersebut. Rasa penasaran makin menghinggapi kami berenam. Aku, uci,niko,andi,asril,rian, walau dengan kelelahan mencoba mengimbangi kedua pemandu lokal kami. Cuaca yang sangat panas di tambah dengan jalan menanjak tanpa adanya pohon rindang membuat stamina kami benar – benar terkuras, tak terasa sudah beberapa kali kami berhenti untuk sekedar mengatur napas dan meminum seteguk air.

Setelah hampir sejam kami berjalan, tibalah kami di tebing yang dimaksud. Mengatur napas sejenak sambil melihat pemandangan laut selatan yang terbentang di hadapan kami.
Alat rigging pun di siapkan. Lintasan di pasang, satu persatu dari kami mulai menggantung di seutas tali pengaman yang mengantar kami ke dasar tebing. Ternyata lokasi gua Nguluran berada di dasar tebing dengan ketinggian kurang lebih 10 meter, tebing ini di apit oleh dua tebing di sisi kiri dan kanan yang sering di gunakan oleh para pencari lobster dari desa tersebut.

Gua Nguluran menghadap ke selatan dengan teras tebing di depan mulut selebar kurang lebih dua meter membuat kami aman dari terjangan ombak walaupun laut sedang pasang.
Mulut gua Nguluran mempunyai bentuk setengah lingkaran yang tak beraturan. Di mulut gua sudah terlihat genangan air, yang ternyata oleh penduduk di gunakan untuk menyiram ladang dan sawah mereka. Untuk turun ke lokasi gua mereka menggunakan sebuah tangga bambu tradisional yang di ikatkan ke bibir tebing. Ada kegetiran melihat perjuangan mereka ketika kami berjumpa dengan salah seorang penduduk yang sedang menuruni tangga guna mengambil air ke gua Nguluran.
Gua Nguluran merupakan gua horisontal, yang tidak terlalu panjang dengan jarak panjang lorong ± 50 meter dan lebar ± 30 meter. Seluruh ruangan gua di penuhi air dengan kedalaman yang bervariasi, bahkan di beberapa tempat kami tidak bisa memastikan berpa kedalamnya. Di tengah ruangan yang berhadapan langsung dengan mulut gua terdapat flowstone raksasa yang tingginya ± 10 meter. Flowstone ini seluruhnya di lapisi kalsit berwarna putih dengan gourdams yang terbentuk di atasnya. Tidak tampak adanya inlet air selain yang kami temukan mengalir mengikuti alur sebuah pilar di atas ornamen yang menjulang ke atap gua.

Tampak bagi kami, gua ini seperti sebuah kolam penampungan, yang memiliki hiasan menarik dari proses geologi yang tercipta akibat aliran air dan endapan kalsit yang terjadi. Di gua Nguluran tidak tampak bagi kami adanya burung walet atau sriti, Cuma 1–2 ekor kelelawar yang tampak berputar mengitari ruangan di atas kami.setelah membuat sketsa dari ruangan gua dan mengambil beberapa dokumentasi foto kami pun bergegas untuk segera keluar. Tak tersa waktu telah menunjukkan pukul 8 malam.

Mengingat perjalan kami masih jauh satu persatu dari kami mulai meniti tali dibawah penerangan lampu karbit dari helm kami. Bergantung di tali dalam kegelapan malam dengan suara deru ombak laut selatan membuat kami akan tetap mengingat perjalan kami ke gua yang satu ini. Terbayang sudah cerita yang akan kami sampaikan buat rekan – rekan kami di Acintyacunyata Speleological Club.

Kereta angin

Kereta Angin

Bermula dari tawaran teman untuk menemani melihat sepeda di toko, kemudian dengan modal sepeda pinjaman acara mengelilingi kota Jogjakarta pun bisa terwujud (walau tanpa rencana dan di guyur hujan deras)
Selama 2 hari acara olah raga mendadak dengan sepeda ini menarik rasa keingintauan saya tentang bagaimana perkembangan sepeda sampai menjadi alat dan tren di dalam masyarakat.
Klo di Indonesia dulunya sepeda cuma dapat di miliki oleh para Priyayi (bangsawan jawa) dan Mandor perkebunan, perlahan namun pasti alat yang satu ini mulai memasyarakat hingga kini. Dari para buruh pabrik sampai direktur tak luput dari wabah yang satu ini. Alat transportasi ini sudah tidak lagi mengenal perbedaan kelas.


Sempat hilang kepamorannya karena di gantikan oleh sepeda motor dan mobil, namun sepeda tidak dapat hilang total dari masyarakat. Kalau dulu fungsinya sebagai transportasi berubah menjadi alat olah raga, sekarang perlahan – lahan kembali menjadi suatu tren alat transportasi yang hemat dan ramah lingkungan.

Di Indonesia dulunya disebut sebagai kereta angin, kendaraan transportasi tanpa mesin ini sangat sederhana.

Sepeda pertama kali dikenalkan di Perancis. Di abad ke-18 masyarakat Perancis telah mengenal alat transportasi roda dua yang di namai Velocipede, namun kemudian di sempurnakan oleh Baron Karls Drais von Sauerbronn yang kemudian di juluki masyarakat dandy horse karena masih merupakan gabungan antara sepeda dan kereta kuda. Kendaraan ini juga pernah di sebut sebagai boneshaker (penggoyang tulang) karena desainnya yang belum menggunakan teknologi suspensi sehingga membuat penunggangnya menderita sakit pinggang akibat guncangan.

Sepeda kemudian berkembang pesat dengan munculnya teknologi setang yang dapat berputar, perubahan kerangka, ban dari karet yang diisi angin sehingga membuat kendaraan ini populer di kalangan masyarakat.
Kini, sepeda punya beragam nama dan model. Ada sepeda roda tiga buat balita, sepeda mini, "sepeda kumbang", hingga sepeda tandem buat dikendarai bersama. Bahkan olahraga balap sepeda mengenal sedikitnya tiga macam perangkat lomba. Yakni "sepeda jalan raya" untuk jalanan mulus "sepeda track" serta "sepeda gunung" .

Minggu, 03 Februari 2008

Pahami Tujuan Hidup

>
> "People with goals succeed because they know where
> they're going.
> – Orang-orang yang mempunyai suatu target berhasil
> mencapai sukses,
> sebab mereka mengetahui kemana arah langkah mereka."
>
> Earl Nightingale
>
> Bayangkan jika kita melihat seekor kucing yang
> mengejar seekor tikus.
> Kemana pun tikus berlari maka kucing itu pun akan
> memperhatikan
> dengan pandangan yang sangat tajam dan sewaktu-waktu
> dengan sigap
> menyergap sang tikus. Tingkah kucing yang berlari
> kian kemari
> mengejar tikus tentu suatu pemandangan yang wajar.
>
> Namun persepsi kita akan berbeda jika salah satu di
> antara kedua
> binatang tersebut tidak kelihatan. Misalnya saja
> hanya kucingnya yang
> nampak, sedangkan tikusnya tidak. Maka tingkah
> kucing itu tentu
> membuat kita tertawa. Sebab kita tidak mengetahui
> sasaran yang sedang
> dibidik oleh kucing tersebut.
>
> Kiasan di atas dapat diartikan bahwasanya manusia
> mempunyai keunikan
> bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab
> itu, di antara
> manusia juga mempunyai perbedaan tujuan hidup. Si A
> misalnya boleh
> merasa aneh dengan tingkah laku Si B, sebab Si A
> tidak mengetahui
> tujuan yang hendak dicapai oleh Si B.
>
> Henry Ford mempunyai bakat dan tujuan hidup yang
> berbeda dengan Walt
> Disney, Andrew Carnegie, dan lain sebagainya. Henry
> Ford mempunyai
> tujuan memproduksi dan mendistribusikan mobil
> berkualitas secara
> masal. Sedangkan Walt Disney mempunyai tujuan hidup
> membahagiakan
> orang lain melalui hiburan. Lalu Andrew Carnegie
> ingin memproduksi
> dan medistribusikan baja ke seluruh dunia, dan masih
> banyak contoh
> lainnya. Faktanya, orang-orang yang sukses di dunia
> itu pasti
> mempunyai tujuan hidup.
>
> Masing-masing di antara kita tentu juga mempunyai
> tujuan hidup.
> Tetapi saya heran mengapa tujuan hidup sebagian
> besar manusia di
> dunia ini tidak mampu berperan penting dalam
> mencapai kesuksesan?
> Setelah sekian lama saya mengamati, rupanya penyebab
> utama tujuan
> hidup itu tidak dapat berfungsi sebagai langkah
> penting untuk
> mencapai kesuksesan adalah ketidakmampuan kita
> sendiri dalam memahami
> dan mendefisikan tujuan hidup tersebut.
>
> Sebagian besar di antara kita memang mempunyai
> tujuan hidup, tetapi
> terkadang jumlah tujuan hidup itu bisa sampai
> ratusan. Sifat tujuan
> hidup itu pun masih rancu atau tidak terperinci
> secara pasti. Agar
> hal itu tidak terjadi, maka sebaiknya buatlah konsep
> mengenai tujuan
> hidup untuk jangka waktu tertentu, misalnya untuk 1
> minggu ke depan,
> 1 bulan atau satu tahun ke depan.
>
> Pengambilan keputusan merupakan tahap selanjutnya
> yang sangat
> penting. Untuk itu berpikirlah lebih dalam, jernih
> dan terkontrol
> sebelum benar-benar memutuskan apa tujuan hidup
> Anda. Sebuah pepatah
> bijak mengatakan, "Your decisions determine your
> direction, and your
> direction determines your destiny. – Keputusanmu
> menentukan arah
> tujuan, dan tujuanmu menentukan keberuntunganmu."
> Karena itu Anda
> akan memerlukan lebih banyak informasi agar dapat
> memutuskan sebuah
> tujuan hidup yang paling tepat.
>
> Sebagai contoh adalah keputusan Nelson Mandela.
> Berdasarkan
> pengalaman dan latar belakang kehidupannya, ia
> memilih tujuan hidup
> membebaskan rakyat Afrika Selatan dari tekanan
> politik rasialisme.
> Sejak tahun 1942, ia sering terlibat aksi-aksi dan
> organisasi
> politik. Kehidupan Nelson berubah sebagai
> konsekuensi atas
> keputusannya terjun ke dunia politik.
>
> Sepanjang tahun 1950-an, Mandela selalu menjadi
> korban tekanan
> kekuasaan. Nelson dipenjarakan bertahun-tahun,
> berpindah-pindah dari
> penjara pulau Robben, Pollsmoor di Cape Town, dan
> penjara Victor
> Verster. Ia baru dibebaskan pada tanggal 11 Februari
> 1990.
>
> Nelson berhasil menerima hadiah Perdamaian Nobel
> pada tahun 1993 dan
> terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan untuk masa
> jabatan 10 Mei
> 1994 hingga Juni 1999. Semua berawal dari
> keputusannya memperjuangkan
> hak asasi manusia dan persamaan ras di Afrika
> Selatan sebagai tujuan
> hidup. Karena itu membuat keputusan mengenai apa
> tujuan hidup Anda
> merupakan langkah yang sangat penting.
>
> Setelah membuat keputusan mengenai tujuan hidup,
> maka langkah
> berikutnya adalah menuliskan tujuan hidup tersebut.
> Menuliskan tujuan
> hidup dimaksudkan untuk memudahkan Anda memahaminya.
> Jika tujuan
> hidup itu ditulis, itu artinya Anda sudah
> menciptakan instruksi yang
> jelas mengenai apa yang harus Anda lakukan dan
> bagaimana
> mengembangkan rencana berikutnya.
>
> Langkah-langkah tersebut sangat efektif digunakan
> untuk dapat
> memahami tujuan hidup. Pemahaman terhadap tujuan
> hidup sangat penting
> sebab proses pencapaian tujuan hidup berkembang dari
> pemikiran hingga
> menjadi sketsa, dari sketsa ke tindakan, dan dari
> tindakan ke
> pencapaian yang sesungguhnya. Goethe mengatakan,
> "Hal terbesar di
> dunia ini bukanlah dimana Anda berdiri, melainkan
> kemana Anda akan
> pergi." Itu artinya, jika Anda mampu menetapkan,
> memahami dan
> memperjelas tujuan hidup, maka kemungkinan untuk
> meraih sukses juga
> akan lebih besar.
>
> Sumber: Pahami Tujuan Hidup oleh Andrew Ho.

Rabu, 23 Januari 2008

Tulang Rusuk

Tulang Rusuk
>
> Fiona: Yang paling kamu cintai di dunia ini siapa?
> Albert: Kamu dong!
> Fiona: Menurut kamu, aku ini siapa?
> Albert: (berpikir sejenak lalu menatap Fiona dengan
> pasti). Kamu tulang rusukku! Karena Tuhan melihat
> bahwa Adam
> kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk
> dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua Pria mencari
> tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan
> wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati
> ...
>
> "Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang
> indah dan manis untuk sesaat.Setelah itu, pasangan
> muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan
> masing-masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup
> mereka menjadi membosankan.
>
> Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai
> menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka
> mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi
> semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah
> pertengkaran Fiona lari keluar rumah. Saat tiba di
> seberang jalan, dia
> berteriak "Kamu nggak cinta lagi sama aku!". Albert
> sangat membenci ketidak dewasaan Fiona dan secara
> spontan balik berteriak "Aku menyesal kita menikah!
> Kamu ternyata bukan tulang rusukku !!!"
>
> Tiba-tiba Fiona menjadi terdiam dan berdiri terpaku
> untuk beberapa
> saat. Albert menyesal akan apa yang sudah dia
> ucapkan, tetapi seperti air yang telah tertumpah
> tidak mungkin untuk diambil kembali.Dengan berlinang
> air mata,Fiona kembali ke rumah dan mengambil
> barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau
> aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan
> kita berpisah dan mencari pasangan sejati
> masing-masing.
>
> Lima tahun berlalu. Albert tidak menikah lagi,
> tetapi berusaha mencari
> tahu akan kehidupan Fiona. Fiona pernah ke luar
> negeri tetapi sudah kembali. Dia pernah menikah
> dengan seorang asing dan bercerai.
> Albert agak kecewa bahwa Fiona tidak menunggunya
> kembali. Dan di tengah malam yang sunyi dia meminum
> kopinya dan merasakan sakit di hatinya. Tetapi dia
> tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Fiona.
>
> Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di
> airport, di tempat di mana banyak terjadi pertemuan
> dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah
> dinding pembatas.
>
> Albert: Apa kabar?
> Fiona: Baik ... apakah kamu sudah menemukan rusukmu
> yang hilang?
> Albert: Belum.
> Fiona: Aku terbang ke New York dengan penerbangan
> berikut.Aku akan
> kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat.
> Kamu tahu nomor telepon kita, tidak ada yang
> berubah. Fiona tersenyum manis, lalu berlalu. "Good
> bye ...."
>
> Satu minggu kemudian ternyata Fiona adalah satu
> korban Menara WTC.
> Malam itu, sekali lagi, Albert mereguk kopinya dan
> kembali merasakan Sakit dihatinya. Akhirnya dia
> sadar bahwa sakit itu adalah karena Fiona, Tulang
> rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia
> patahkan. "Kita melampiaskan 99% kemarahan justru
> kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya
> adalah fatal. Seringkali penyesalan itu datang
> belakangan akibatnya setelah kita menyadari
> kesalahan kita, semua sudah terlambat....
>
> Karena itu jagalah dan sayangilah orang yang kau
> cintai dengan segenap
> hatimu..., Sebelum kau mengucapkan sesuatu
> berpikirlah dulu,apakah
> kata-kata yang kau ucapkan akan menyakiti orang yang
> kau
> cintai?? Kalo iya sebaiknya jangan kau ucapkan.
> Karena akan semakin besar resiko kau kehilangan
> orang yang kau cintai. Jadi berpikirlah dahulu,
> apakah kata-kata yang akan kau ucapkan sebanding
> dengan akibat yang akan kau terima?"
>
> Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Selasa, 15 Januari 2008

Baru belajar

Setelah sekian lama, baru kali ini saya mencoba lagi menulis.
klo dulu baru belajar menulis kemudian berhenti, nah sekarang mulai lagi dari awal untuk belajar menulis.......... apa bisa..? ya kalau tidak di coba kan tidak akan pernah tau..!

first time..!

halo...selamat datang di blog saya..moga-moga dapat menjadi sebuag relaksasi dari sekedar kepenatan dan kesibukan. ok

selamat bertualang di blog ini

Dicky