Selasa, 12 Februari 2008

Kereta angin

Kereta Angin

Bermula dari tawaran teman untuk menemani melihat sepeda di toko, kemudian dengan modal sepeda pinjaman acara mengelilingi kota Jogjakarta pun bisa terwujud (walau tanpa rencana dan di guyur hujan deras)
Selama 2 hari acara olah raga mendadak dengan sepeda ini menarik rasa keingintauan saya tentang bagaimana perkembangan sepeda sampai menjadi alat dan tren di dalam masyarakat.
Klo di Indonesia dulunya sepeda cuma dapat di miliki oleh para Priyayi (bangsawan jawa) dan Mandor perkebunan, perlahan namun pasti alat yang satu ini mulai memasyarakat hingga kini. Dari para buruh pabrik sampai direktur tak luput dari wabah yang satu ini. Alat transportasi ini sudah tidak lagi mengenal perbedaan kelas.


Sempat hilang kepamorannya karena di gantikan oleh sepeda motor dan mobil, namun sepeda tidak dapat hilang total dari masyarakat. Kalau dulu fungsinya sebagai transportasi berubah menjadi alat olah raga, sekarang perlahan – lahan kembali menjadi suatu tren alat transportasi yang hemat dan ramah lingkungan.

Di Indonesia dulunya disebut sebagai kereta angin, kendaraan transportasi tanpa mesin ini sangat sederhana.

Sepeda pertama kali dikenalkan di Perancis. Di abad ke-18 masyarakat Perancis telah mengenal alat transportasi roda dua yang di namai Velocipede, namun kemudian di sempurnakan oleh Baron Karls Drais von Sauerbronn yang kemudian di juluki masyarakat dandy horse karena masih merupakan gabungan antara sepeda dan kereta kuda. Kendaraan ini juga pernah di sebut sebagai boneshaker (penggoyang tulang) karena desainnya yang belum menggunakan teknologi suspensi sehingga membuat penunggangnya menderita sakit pinggang akibat guncangan.

Sepeda kemudian berkembang pesat dengan munculnya teknologi setang yang dapat berputar, perubahan kerangka, ban dari karet yang diisi angin sehingga membuat kendaraan ini populer di kalangan masyarakat.
Kini, sepeda punya beragam nama dan model. Ada sepeda roda tiga buat balita, sepeda mini, "sepeda kumbang", hingga sepeda tandem buat dikendarai bersama. Bahkan olahraga balap sepeda mengenal sedikitnya tiga macam perangkat lomba. Yakni "sepeda jalan raya" untuk jalanan mulus "sepeda track" serta "sepeda gunung" .

Tidak ada komentar: